About Widi Nugroho

Make it happen

Telkom Luncurkan Transaksi Nontunai FlexiCASH

JAKARTA – Menyadari semakin tumbuhnya gaya hidup non-tunai (less cash lifestyle), Telkom menawarkan layanan baru yang disebut FlexiCash, yaitu layanan uang digital yang dapat digunakan untuk transaksi pembayaran atau pembelian non tunai melalui layanan TelkomFlexi.

“Layaknya membawa dompet berisi uang tunai, pelanggan Flexi dapat melakukan berbagai transaksi, seperti pembelian barang, cek saldo, cek transaksi yang pernah dilakukan, pembayaran jasa, dan macam-macam transaksi lainnya. Layanan ini memang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup pelanggan yang menginginkan adanya layanan transaksi non tunai mobile commerce, di mana ponsel pelanggan dapat berfungsi layaknya dompet penyimpanan uang (digital cash) yang siap digunakan untuk bertransaksi dengan cara yang mudah, cepat, dan aman,” ujar Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia di Jakarta, Jumat (29/8/2008).

Keuntungan penggunaan FlexiCash antara lain praktis (cashless) sehingga pelanggan tidak perlu membawa banyak uang tunai ke mana-mana dan mudah (simple) karena transaksi cukup dilakukan melalui layanan pesan singkat (SMS).

FlexiCash juga dapat melakukan remote payment, artinya pelanggan bisa melakukan transaksi dari mana saja tanpa harus datang ke merchant bersangkutan. Sedangkan untuk memanfaatkan FlexiCash, pelanggan cukup  melakukan registrasi dengan cara ketik CASH lalu kirim SMS ke 555.

Pengguna FlexiCash dapat mengecek saldo FlexiCash-nya setiap saat, memeriksa lima transaksi terakhir, pembelian voucher isi ulang (GSM/CDMA), pembayaran berbagai macam produk dan layanan baik fisik maupun digital serta pembayaran tagihan.

Layanan FlexiCash telah berlaku secara nasional di seluruh Indonesia. Untuk ini Telkom telah bekerjasama dengan beberapa merchant dalam penyelenggaraan layanan FlexiCash. Layanan yang ditawarkan sangat beragam mulai dari isi ulang pulsa, game online, komunitas online, portal musik, aktifasi hotspot, Pesan Delivery dan voucher Internet, voucher VoIP dan donasi.

Seperti halnya terhadap layanan Flexi, Eddy Kurnia juga optimis layanan akses Internet kecepatan tinggi Speedy akan terus tumbuh pesat di masa-masa mendatang seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Internet sebagai fasilitas untuk menunjang aktivitas mereka.

Pada tahun 2007 lalu jumlah pelanggan Speedy melonjak tajam hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2006. Akhir tahun 2007, pelanggan Speedy mencapai angka sekitar 241.000. Padahal awal tahun 2006 pelanggan Speedy baru mencapai 93.000 pelanggan. Sementara hingga akhir Agustus 2008 tercatat sudah 500 ribu pelanggan Speedy di Indonesia.

Untuk lebih meningkatkan penjualan, Telkom menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, di antaranya dengan Citibank, Bank BRI, Bank Mega dan Bank Niaga. Dalam kerjasama tersebut pemegang kartu kredit bank tersebut dan atau calon nasabah kartu kredit, memperoleh keistimewaan ketika melakukan aktivasi Speedy. (srn)

source:  Okezone

Advertisement

Menguak Potensi Bisnis Remitansi dengan Dompet Bergerak

source: Bisnis Indonesia, 30 Agustus 2008

Ponsel kini sudah bisa Anda manfaatkan sebagai alat bayar. Tiga operator besar di Tanah Air mengembangkan layanan mobile wallet atau dompet bergerak untuk bertransaksi ataupun mentransfer dana.

Terbitnya lisensi remittance atau jasa pengiriman uang untuk perusahaan penyelenggara telekomunikasi akan segera melengkapi jasa-jasa yang sudah ada.

Sebentar lagi, pengguna seluler tidak lagi sekadar memanfaatkan ponselnya untuk berkirim pesan secara seketika, tetapi juga berkirim uang dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan jasa pengiriman konvensional yang pernah ada.

Bank Indonesia baru saja menerbitkan izin remittance kepada PT Telkomsel sebagai perusahaan jasa pengiriman uang setelah melalui tahapan uji tuntas.

BI juga memproses lisensi serupa untuk layanan Flexi-Cash PT Telkom Tbk yang baru saja diluncurkan dan juga pada layanan Dompetku milik PT Indosat Tbk.

Ditilik dari potensi pasar, ke depannya pengguna layanan tidak bisa dibilang kecil.

Sebut saja mulai dari komunitas tenaga kerja Indonesia (TKI), komunitas warga negara Indonesia yang sedang berada di luar negeri dan belum lagi antar pengguna seluler di dalam negeri.

Wajar saja ini berkat sistem yang dikembangkan telah memungkinkan pengiriman uang antarnegara.

Sasaran operator yang antusias menjaring TKI sebagai pengadopsi pemula masuk akal. Umumnya mereka adalah komunitas yang sering mengirim uang tetapi tidak memiliki rekening bank karena berbagai alasan.

TKI tersebar di berbagai negara, di Hong Kong misalnya, Telkomsel memperkirakan ada potensi sedikitnya 150.000 orang. Di Malaysia, TKI mencapai sekitar 2 juta orang. Belum lagi TKI yang bekerja di Timur Tengah.

Pada saatnya layanan ini pun akan membidik peluang dari gabungan pengguna komunikasi nirkabel di tiga operator yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat, yang total pelanggannya mencapai lebih dari 90 juta.

Dalam menggelar remittance, operator tidak bekerja sendiri. Tentu dibutuhkan peran pengembang sistem, bank dan jaringan merchant untuk proses cash-in ataupun cash-out.

Telkomsel, misalnya, telah menggandeng Bank BNI untuk memuluskan pengiriman uang dari TKI di Hong Kong ke Indonesia.

Operator tersebut juga bekerja sama dengan operator seluler terkemuka Hong Kong yaitu CSL dan Shinetown Mobile dalam layanan Simpati Kangen.

Layanan remittance tersebut akan menempel pada kartu SIM Simpati Kangen.

Sejumlah kerja sama dan uji coba terbatas juga telah dilaksanakan Telkom di tingkat sistem jaringan melalui penyedia jaringan PT Finnet Indonesia yang bekerja sama dengan MobilityOne Sdn Bhd-perusahaan Malaysia yang terdaftar di bursa London.

Kerja sama tersebut mencakup jaringan dan aplikasi khusus yang dikembangkan untuk transaksi antarnegara. Kerangka kerja sama ini adalah pengembangan mobile-wallet termasuk fitur-fitur pembayaran antarnegara.

Mekanisme remittance

Layanan berbasis perangkat bergerak tersebut akan menjadi alternatif alat pembayaran tanpa harus memiliki rekening di bank. Pengiriman uang ke kampung halaman nantinya dapat dilakukan lebih mudah, murah dan cepat.

TKI pengguna kartu Telkomsel cukup menyimpan uangnya di BNI Hong Kong, kemudian untuk mengirimkannya cukup dengan short message service (SMS).

Adapun penerima kiriman dalam melakukan pengambilan dana (cash out) di kantor cabang dan anjungan tunai mandiri (ATM) BNI di daerah masing-masing.

Penerima kiriman SMS T-Cash nantinya dapat menguangkan fasilitas elektronik tersebut di seluruh merchant T-Cash yang sudah berjalan saat ini di antaranya Indomaret dan Fuji Image Plaza.

Di Flexi-Cash, titik pembayaran untuk cash-out menurut rencana akan dapat dilakukan di warnet-warnet yang berada dalam jaringan Asosiasi Pengusaha Warung Internet Indonesia (Awari) di berbagai daerah di Indonesia. Naskah kerja sama itu sudah ditandatangani antara Finnet dan Awari.

Dengan sistem tersebut, TKI dapat mendatangi agen-agen pengiriman yang bekerja sama dengan MobilityOne di Malaysia untuk melakukan pengiriman uang dalam mata uang ringgit (cash-in).

Selanjutnya sistem MobilityOne akan melakukan konversi dengan menggunakan nilai tukar komersial ringgit-rupiah dan mengkreditkan dana dalam mata uang rupiah di sistem tersebut.

Seketika itu juga, mobile-wallet penerima remittance di Indonesia akan bertambah saldonya sesuai dana yang dikirimkan dan menerima notifikasi berupa SMS bahwa saldo m-wallet-nya telah bertambah dari remittance.

Agus F. Abdillah, General Manager ePayment PT Finnet, menuturkan pengguna fasilitas itu akan menggunakan rekening virtual yang berbeda yaitu untuk pulsa, dompet pembayaran dan dompet untuk remittance.

Kiriman konvensional

Mungkinkah remittance melalui mobile wallet ini akan menggeser jasa pengiriman uang konvensional seperti wesel pos atau yang disediakan lembaga keuangan?

VP Mobile Commerce PT Telkomsel Bambang Supriogo menuturkan remittance pada T-Cash tidak akan bersaing dengan layanan konvensional itu.

Menurut dia, jasa itu hanya menjadi tambahan jalur atau pilihan dari jalur-jalur pengiriman yang sudah ada. Soal keamanan, sistem sudah dilengkapi teknologi pengaman mutakhir dan selain itu penyelesaian transaksi (settlement) ikut diawasi BI. Calon pengguna remittance pun diwajibkan memiliki data seperti paspor atau identitas lainnya untuk mendaftar.

Dengan kenyamanan, keamanan dan kepraktisan yang ditawarkan aplikasi ini, apalagi pada saatnya akan terjalin interkoneksi layanan mobile-wallet antaroperator maka bukan tidak mungkin jalur ini akan menjadi jalur pilihan untuk mengirim uang.

Sejarah kejayaan killer application dari pesan singkat (SMS) yang menggeser pengiriman telegram dan surat pos. Boleh jadi sejarah kembali terulang. Remittance dari operator ini akan menggeser jasa pengiriman uang seperti wessel pos atau jasa pengiriman lainnya. Mungkin tinggal tunggu waktu! (roni.yunianto@bisnis.co.id)

Oleh Roni Yunianto
Wartawan Bisnis Indonesia

Finnet-Mobility One Perkuat Mobile Wallet Grup Telkom

source: Bisnis Indonesia, 19 Agustus 2008

PT Finnet Indonesia-perusahaan penyedia jaringan pembayaran Grup Telkom-menjalin kerja sama dengan MobilityOne Sdn Bhd dalam menyediakan layanan jasa pengiriman uang (remittance) tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Kerja sama itu akan memperkuat mobile wallet Telkomsel (T-Cash) dan Telkom (FlexiCash) untuk membidik peluang sekitar 2 juta TKI.

Budi Siswanto Muljadi, Dirut PT Finnet Indonesia, menuturkan pengembangan tersebut akan memenuhi kebutuhan TKI di Malaysia agar lebih mudah melakukan transaksi pengiriman nontunai ke keluarganya di desa-desa asalnya di Indonesia.

“Ini juga menjadi solusi bagi keluarga mereka untuk mencairkan pengiriman uang [cash-out],” ujarnya di sela-sela penandatanganan kerja sama itu Jumat pekan lalu.

Menurut Budi, keluarga TKI dapat melakukan cash-out dan pembayaran nontunai melalui merchant atau titik pembayaran yang ada diantaranya warung Internet.

Kerja sama antara Finnet dan perusahaan Malaysia yang terdaftar di bursa London tersebut akan mencakup penyediaan mobile wallet remittance system dengan memanfaatkan platform sistem yang sudah dikembangkan ber- sama. Layanan berbasis perangkat bergerak tersebut akan menjadi alternatif alat pembayaran tanpa harus memiliki rekening di bank.

Pratomo Edhi, General Manager PT MobilityOne Indonesia menuturkan kerja sama tersebut mencakup jaringan dan aplikasi khusus yang dikembangkan untuk transaksi antarnegara.

“Kerangka kerja sama ini adalah pengem-bangan mobile-wallet termasuk fitur-fitur pembayaran antarnegara,” tegasnya.

MobilityOne-yang memiliki keahlian dalam pengembangan platform untuk e-commerce-optimistis dapat turut mengedukasi 2 juta TKI untuk menggunakan layanan berizin khusus itu.

Batasan dana melalui pengiriman saat ini belum ditentukan dan masih menunggu izin dari Bank Indonesia. Namun, proses uji coba sistem secara terbatas telah dilakukan.

Agus F. Abdillah, General Manager ePayment PT Finnet, menuturkan pengguna fasilitas itu akan menggunakan rekening virtual yang berbeda yaitu untuk pulsa, dompet pembayaran dan dompet untuk remittance.

“Sistem sudah siap dan Telkom tinggal menunggu lisensi. Khusus remittance lisensinya adalah perusahaan jasa pengirimam uang,” katanya.

Gandeng warnet

PT Finnet juga menggandeng Asosiasi Pengusaha Warung Internet Indonesia (Awari) sebagai payment point. Dalam kesempatan yang sama penandatanganan kerja sama diikuti pengurus Awari dan 15 pengusaha warnet dari berbagai daerah di Indonesia.

Dengan sistem tersebut, tenaga kerja dapat mendatangi agen-agen pengiriman yang bekerja sama dengan MobilityOne di Malaysia untuk melakukan pengiriman uang dalam mata uang ringgit (cash-in).

Selanjutnya sistem MobilityOne akan melakukan konversi dengan menggunakan nilai tukar komersial ringgit-rupiah dan mengkreditkan dana dalam mata uang rupiah di sistem tersebut.

Seketika itu juga mobile-wallet penerima remittance di Indonesia akan bertambah saldonya sesuai dengan dana yang dikirimkan dan menerima notifikasi berupa SMS bahwa saldo m-wallet-nya telah bertambah dari remittance.

Keuntungan menggunakan fasilitas ini bagi TKI adalah pengiriman mudah, cepat, aman, dan biaya yang lebih murah. (14)

Oleh Roni Yunianto (roni.yunianto@bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia